Minggu, 10 April 2016

ARTHUR SCHOPENHAUER

ARTHUR SCHOPENHAUER


Arthur Schopenhauer merupakan seseorang yang beruntung dalam kehidupan. Ia hidup di keluarga yang kaya raya, diberikan intelektual yang baik dan ia diberikan harta warisan yang banyak. Tetapi karena hidup yang terlalu sempurnanya itulah yang membuat ia ketakutan.

Pemikiran Schopenhauer banyak dipengaruhi oleh pandangan Kant dan Buddha. Menurut saya, pandangan Kant dan Buddha mengajak kita ataupun Schopenhauer untuk berfikir kritis. Bagi ajaran Buddha, hidup di alam manusia adalah pederitaan, karena di alam manusia masih penuh dengan hawa nafsu dan terjadi kelahiran kembali. Untuk memberhentikan proses penderitaan, maka kita harus mencapai nibbana. Ajaran Buddha mengajarkan untuk selalu memberikan cinta kasih kepada semua makhluk. Saya kurang setuju atas perlakuan Schopenhauer tehadap kaum wanita, karena dia tidak mencintai semua makhluk hidup, tetapi ia terlalu bergelut dengan pikiran dia sendiri yang negatif, sehingga ia membuat dirinya lebih menderita dan membuat ia menjadi seorang yang pesimistis.

Menurut Schopenhauer dunia sebagai kehendak dimana Schopenhauer menyebutnya “Kehendak Buta”.

Kehendak Buta
1.     Kehendak untuk Hidup
Kesadaran dan intelek pada dasarnya hanya merupakan permukaan jiwa kita. Di bawah intelek terdapat kehendak yang tidak sadar, suatu daya atau kekuatan hidup yang abadi, suatu kehendak dari keinginan yang kuat.
-   Kehendak adalah suatu daya atau kekuatan hidup yang abadi dari keinginan yang kuat. Orang melakukan sesuatu tidak mengandalkan refleksi, sebab sumber perbuatan mereka adalah kehendak yang setengah sadar untuk hidup. Manusia didorong oleh apa yang mereka rasakan, yakni oleh naluri-naluri yang keberadaannya tidak mereka sadari.

-     Kehendak adalah pusat organ pikiran, satu-satunya unsur permanen dan tidak dapat berubah dalam jiwa. Kehendak merupakan pemersatu kesadaran, ide-ide dan pemikiran-pemikiran, serta mengikatnya dalam satu kesatuan yang harmonis.
  
2.     Kehendak untuk Reproduksi
Kehendak untuk hidup dapat mengalahkan kematian dengan melakukan reproduksi. Reproduksi adalah tujuan utama dan naluri yang paling kuat dari setiap organisme, karena dengan cara itu kehendak menaklukan kematian.

3.     Kehendak sebagai Kejahatan
Jika dunia merupakan kehendak maka dunia adalah dunia penderitaan. Kehendak mengisyaratkan keinginan; keinginan selalu lebih besar dan lebih banyak daripada apa yang diperoleh. Akibatnya pemenuhan keinginan tidak pernah memuaskan, sehingga seringkali membawa ketidakbahagiaan daripada kebahagiaan. Karena tuntutan nafsu seringkali bertentangan dengan kesejahteraan pribadi kita dan membuatnya menjadi lemah. Kontradiksi merusak diri setiap individu, keinginan yang terpenuhi mengembangkan keinginan baru yang lebih besar, demikian seterusnya tanpa ada batasnya. 

Hidup adalah penderitaan karena hidup adalah peperangan. Setiap spesies bertarung, bahkan dengan cara melawan dirinya sendiri, untuk memperebutkan materi, ruang, dan waktu. Agar hidup bahagia, maka hiduplah seperti anak-anak. Anak-anak mengira bahwa kehendak dan usaha merupakan kenikmatan; mereka belum menemukan keserakahan dari keinginan dan kurangnya pemenuhan kebutuhan; mereka belum merasakan sakitnya kekalahan.


Kebijakan Hidup
1.     Filsafat
Kehidupan yang sepenuhnya dicurahkan untuk mengejar kekayaan pada prinsipnya adalah kehidupan yang tidak berguna, kecuali kita tahu bagaimana kekayaan itu diubah menjadi kenikmataan. Manusia adalah mahluk yang berkehendak yang sumbernya terdapat di sisitem reproduksi, dan baru kemudian sebagai subjek dari pengetahuan murni yang sumbernya adalah otak. Filsafat, pada akhirnya, berfungsi sebagai alat memurnikan kehendak, akan tetapi filsafat harus dimengerti sebagai pengalaman dan pemikiran, bukan sebagi pembacaan atau studi pasif. Kebahagian kita tergantung apa yang ada dalam pikiran kita, bukan apa yang kita miliki didalam kantong kita. Jalan keluar dari kehendak kejahatan adalah renungan yang cerdas tentang kehidupan.

2.     Jenius
Jenius adalah bentuk tertinggi dari pengetahuan yang tidak banyak unsur kehendaknya. Jenius adalah objektifitas yang paling lengkap. Jenius adalah daya atau kekuatan yang meninggalkan kepentingannya sendiri, menghapus keinginan dan tujuannya sendiri, menunda kepribadiannya untuk sementara waktu sehingga bisa menjadi subjek yang sungguh-sungguh bisa mengetahui, dan visinya tentang dunia jelas. Akan tetapi, konsekuensinya, jenius terpaksa hidup dalam isolasi, dan kadang-kadang dalam kegilaan. Perasaannya yang amat sensitif, dipadukan dengan imajiansi dan intuisinya, ditambah dengan kesendirian dan ketidakmampuannya untuk beradptasi, membuat jiwanya terputus dari kenyataan.

3.     Seni
Objek ilmu adalah hal universal, yang berisi banyak hal yang partikuler. seni mencapai tujuannya lewat intuisi dan presntasi. Ilmu berdampingan dengan bakat, seni berdampingkan dengan jenius. Kekuatan seni untuk mengakat kita pada keabadian, terutama dimiliki oleh musik. Seni-seni lain adalah tiruan dari ide, sedangakan musik adalah tiruan dari kehendak itu sendiri. Musik mempengaruhi perasaan kita secara langsung, tanpa melalui ide-ide.

 4.     Agama
Pada mulanya agama digambarakan sebagai metafisik dari manusia-manusia yang bergerombol. Tetapi, kemudian dilihat makna yang terkandung di dalam praktek-praktek dan dogma-dogma agama.


Kebijaksanaan Dari Kematian Dan Tragedi Perempuan
Melalui nirwana individu meraih kedamaian tanpa kehendak, dan menemukan pembebasan. Akan tetapi, setelah individu merasa damai dan bebas, kemudian apa?

Satu-satunya penaklukan akhir dan radikal atas kehendak adalah menghentikan sumber kehidupan, yakni kehendak untuk reproduksi. Kepuasaan yang timbul akibat dorongan reproduktif harus dikutuk karena kepuasan seperti itu merupakan penegasan yang paling kuat atas nafsu untuk hidup.

Dan yang terutama melakukan kejahatan itu adalah perempuan. Karena ketika pengetahuan telah sampai pada tiadanya kehendak, pesona yang bodoh dari perempuanlah yang menggoda laki-laki untuk beranak pinak. Anak-anak muda tidak cukup cerdas utnuk melihat betapa singkatnya pesona perempuan tersebut, dan ketika akal sehat mulai berfungsi lagi, ia sudah lama terperosok. Oleh sebab itu, semakin kurang kita berhubungan dengan perempuan, semakin baiklah hidup kita. Hidup terasa lebih aman, lebih menyenangkan, lebih halus tanpa perempuan. Biarkan para lelaki memahami jerat yang dipasang pada kecantikan perempuan, maka komedi absurd reproduksi pasti akan berakhir. Perkembangan intelegensi akan memperlemah kehendak untuk bereproduksi, dan dengan demikian suatu ras akan punah. Dan, dengan begitu, penderitaan hidup akan berakhir.

Evaluasi Kritis Atas Pemikiran Schopenhauer
Diagnosa terhadap manusianya bisa dimulai dari pengakuan Schopenhauer, bahwa kebahagian manusia tergantung pada keberadaannya, dan bukanlah pada lingkungan luarnya. Pesimisme adalah tuduhan yang dilancarkan oleh orang yang pesimis. Dari keadaan jasmani yang sakit dan jiwa yang neurotic, dan kehidupan waktu senggang yang kosong dan suasana hati yang muram, muncullah fisiologi filsafat Schopenhauer.

Schopenhauer berhasil mengajarkan kepada kita tentang keniscayaan jenius dan nilai seni. Ia melihat bahwa kebaikan yang tertinggi adalah keindahan dan bahwa kenikmatan yang paling mendalam terletak pada penciptaan karya seni dan kesenangan pada yang indah.


DAFTAR PUSTAKA

http://psychoexpo.blogspot.co.id/2010/05/kehendak-buta-filsafat-arthur.html

Abidin, Zainal. 2011. Filsafat Manusia. Memahami Manusia Melalui Filsafat. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya