ARTHUR
SCHOPENHAUER
Arthur Schopenhauer merupakan seseorang yang
beruntung dalam kehidupan. Ia hidup di keluarga yang kaya raya, diberikan
intelektual yang baik dan ia diberikan harta warisan yang banyak. Tetapi karena
hidup yang terlalu sempurnanya itulah yang membuat ia ketakutan.
Pemikiran Schopenhauer banyak dipengaruhi oleh
pandangan Kant dan Buddha. Menurut saya, pandangan Kant dan Buddha mengajak
kita ataupun Schopenhauer untuk berfikir kritis. Bagi ajaran Buddha, hidup di
alam manusia adalah pederitaan, karena di alam manusia masih penuh dengan hawa
nafsu dan terjadi kelahiran kembali.
Untuk memberhentikan proses penderitaan, maka kita harus mencapai nibbana. Ajaran Buddha mengajarkan untuk selalu
memberikan cinta kasih kepada semua makhluk. Saya kurang setuju atas perlakuan
Schopenhauer tehadap kaum wanita, karena dia tidak mencintai semua makhluk
hidup, tetapi ia terlalu bergelut dengan pikiran dia sendiri yang negatif,
sehingga ia membuat dirinya lebih menderita dan membuat ia menjadi seorang yang
pesimistis.
Menurut Schopenhauer dunia sebagai kehendak
dimana Schopenhauer menyebutnya “Kehendak Buta”.
Kehendak Buta
1. Kehendak untuk Hidup
Kesadaran dan intelek pada
dasarnya hanya merupakan permukaan jiwa kita. Di bawah intelek terdapat
kehendak yang tidak sadar, suatu daya atau kekuatan hidup yang abadi, suatu
kehendak dari keinginan yang kuat.
- Kehendak adalah suatu daya atau kekuatan hidup yang abadi dari
keinginan yang kuat. Orang melakukan sesuatu tidak mengandalkan refleksi, sebab
sumber perbuatan mereka adalah kehendak yang setengah sadar untuk hidup.
Manusia didorong oleh apa yang mereka rasakan, yakni oleh naluri-naluri yang
keberadaannya tidak mereka sadari.
- Kehendak adalah pusat organ pikiran, satu-satunya unsur permanen
dan tidak dapat berubah dalam jiwa. Kehendak merupakan pemersatu kesadaran,
ide-ide dan pemikiran-pemikiran, serta mengikatnya dalam satu kesatuan yang
harmonis.
2. Kehendak untuk Reproduksi
Kehendak untuk hidup dapat mengalahkan kematian
dengan melakukan reproduksi. Reproduksi adalah tujuan utama dan naluri yang
paling kuat dari setiap organisme, karena dengan cara itu kehendak menaklukan
kematian.
3. Kehendak sebagai Kejahatan
Jika dunia merupakan kehendak
maka dunia adalah dunia penderitaan. Kehendak mengisyaratkan keinginan; keinginan selalu lebih besar
dan lebih banyak daripada apa yang diperoleh. Akibatnya pemenuhan keinginan
tidak pernah memuaskan, sehingga seringkali membawa ketidakbahagiaan daripada
kebahagiaan. Karena tuntutan nafsu seringkali bertentangan dengan kesejahteraan
pribadi kita dan membuatnya menjadi lemah. Kontradiksi merusak diri setiap
individu, keinginan yang terpenuhi mengembangkan keinginan baru yang lebih
besar, demikian seterusnya tanpa ada batasnya.
Hidup adalah penderitaan
karena hidup adalah peperangan. Setiap spesies bertarung, bahkan dengan cara
melawan dirinya sendiri, untuk memperebutkan materi, ruang, dan waktu. Agar
hidup bahagia, maka hiduplah seperti anak-anak. Anak-anak mengira bahwa
kehendak dan usaha merupakan kenikmatan; mereka belum menemukan keserakahan
dari keinginan dan kurangnya pemenuhan kebutuhan; mereka belum merasakan
sakitnya kekalahan.
Kebijakan Hidup
1. Filsafat
Kehidupan yang sepenuhnya
dicurahkan untuk mengejar kekayaan pada prinsipnya adalah kehidupan yang tidak
berguna, kecuali kita tahu bagaimana kekayaan itu diubah menjadi kenikmataan.
Manusia adalah mahluk yang berkehendak yang sumbernya terdapat di sisitem reproduksi, dan baru kemudian sebagai subjek dari pengetahuan murni yang sumbernya
adalah otak. Filsafat, pada akhirnya, berfungsi sebagai alat
memurnikan kehendak, akan tetapi filsafat harus dimengerti sebagai pengalaman
dan pemikiran, bukan sebagi pembacaan atau studi pasif. Kebahagian kita
tergantung apa yang ada dalam pikiran kita, bukan apa yang kita miliki didalam
kantong kita. Jalan keluar dari kehendak kejahatan adalah renungan yang cerdas tentang kehidupan.
2. Jenius
Jenius adalah bentuk
tertinggi dari pengetahuan yang tidak banyak unsur kehendaknya. Jenius adalah
objektifitas yang paling lengkap. Jenius adalah daya atau kekuatan yang
meninggalkan kepentingannya sendiri, menghapus keinginan dan tujuannya sendiri,
menunda kepribadiannya untuk sementara waktu sehingga bisa menjadi subjek yang
sungguh-sungguh bisa mengetahui, dan visinya tentang dunia jelas. Akan
tetapi, konsekuensinya, jenius terpaksa hidup dalam isolasi, dan kadang-kadang
dalam kegilaan. Perasaannya yang amat sensitif, dipadukan dengan imajiansi dan
intuisinya, ditambah dengan kesendirian dan ketidakmampuannya untuk beradptasi,
membuat jiwanya terputus dari kenyataan.
3. Seni
Objek ilmu adalah hal
universal, yang berisi banyak hal yang partikuler. seni mencapai tujuannya
lewat intuisi dan presntasi. Ilmu berdampingan dengan bakat, seni berdampingkan
dengan jenius. Kekuatan seni untuk mengakat kita pada keabadian, terutama
dimiliki oleh musik. Seni-seni lain adalah tiruan dari ide, sedangakan musik adalah tiruan dari kehendak itu sendiri. Musik mempengaruhi perasaan kita
secara langsung, tanpa melalui ide-ide.
4. Agama
Pada mulanya agama
digambarakan sebagai metafisik dari manusia-manusia yang bergerombol. Tetapi,
kemudian dilihat makna yang terkandung di dalam praktek-praktek dan dogma-dogma
agama.
Kebijaksanaan Dari Kematian Dan Tragedi
Perempuan
Melalui nirwana individu meraih kedamaian tanpa
kehendak, dan menemukan pembebasan. Akan tetapi, setelah individu merasa damai
dan bebas, kemudian apa?
Satu-satunya penaklukan akhir
dan radikal atas kehendak adalah menghentikan sumber kehidupan, yakni kehendak
untuk reproduksi. Kepuasaan yang timbul akibat dorongan reproduktif harus
dikutuk karena kepuasan seperti itu merupakan penegasan yang paling kuat atas
nafsu untuk hidup.
Dan yang terutama melakukan
kejahatan itu adalah perempuan. Karena ketika pengetahuan telah sampai pada
tiadanya kehendak, pesona yang bodoh dari perempuanlah yang menggoda laki-laki
untuk beranak pinak. Anak-anak muda tidak cukup cerdas utnuk melihat betapa
singkatnya pesona perempuan tersebut, dan ketika akal sehat mulai berfungsi
lagi, ia sudah lama terperosok. Oleh
sebab itu, semakin kurang kita berhubungan dengan perempuan, semakin baiklah
hidup kita. Hidup terasa lebih aman, lebih menyenangkan, lebih halus tanpa
perempuan. Biarkan para lelaki memahami jerat yang dipasang pada kecantikan
perempuan, maka komedi absurd reproduksi pasti akan berakhir. Perkembangan
intelegensi akan memperlemah kehendak untuk bereproduksi, dan dengan demikian
suatu ras akan punah. Dan, dengan begitu, penderitaan hidup akan berakhir.
Evaluasi Kritis Atas
Pemikiran Schopenhauer
Diagnosa terhadap manusianya
bisa dimulai dari pengakuan Schopenhauer, bahwa kebahagian manusia tergantung
pada keberadaannya, dan bukanlah pada lingkungan luarnya. Pesimisme adalah
tuduhan yang dilancarkan oleh orang yang pesimis. Dari keadaan jasmani yang
sakit dan jiwa yang neurotic, dan kehidupan waktu senggang yang kosong dan
suasana hati yang muram, muncullah fisiologi filsafat Schopenhauer.
Schopenhauer berhasil
mengajarkan kepada kita tentang keniscayaan jenius dan nilai seni. Ia melihat
bahwa kebaikan yang tertinggi adalah keindahan dan bahwa kenikmatan yang paling
mendalam terletak pada penciptaan karya seni dan kesenangan pada yang indah.
DAFTAR PUSTAKA
http://psychoexpo.blogspot.co.id/2010/05/kehendak-buta-filsafat-arthur.html
Abidin, Zainal. 2011. Filsafat Manusia. Memahami
Manusia Melalui Filsafat. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya